Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku. Dengan wudhu
aku engkau sentuh, dalam keadaan suci engkau pegang aku, junjung aku. Aku
engkau baca dengan suara lirih ataupun keras,. Setiap hari, setelah selesai
engkau menciumku mesra.
Sekarang
engkau telah dewasa, nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku. Apakah aku
bahan bacaan usang yang tinggal sejarah?. Menurutmu, munkin aku bahan bacaan
yang tidak menambah pengetahuanmu atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil
yang belajar mengaji.
Sekarang aku tersimpan rapi sekali sehingga engkau lupa dimana aku tersimpan, aku sudah engkau anggap hanya sebagai penghias almarimu. Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dia anggap bertakwa atau aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan. Kini aku lebih banyak tersingkir dibiarkan dalam kesendirianku dan kesepianku. Didalam laci almarimu aku engkau pendamkan.