Assalamu’alaikum
Warohmatulloh Wabarokatuh.
Syurga dan kenikmatannya
semoga diperuntuhkan bagi siapa saja yang senantiasa bersholawat dan memohonkan
berkah atas Nabi Muhammad shollAllahu ‘alaihi wasallam. Allahumma Aamiin.
_Al Bashri dan Gadis
Kecil_
Suatu hari, ketika Hasan
al Bashri sedang duduk di teras, lewatlah jenazah dengan iring iringan di
belakangnya. Di bawah (keranda) jenazah tersebut ikut berjalan juga gadis kecil
dengan rambut kusut. Ia menangis. Al Bashri berdiri mengikuti gadis kecil
(itu).
Anak gadis itu berkata :
“Baru kali ini aku mengalami seperti ini, Ayah”.
“Ayahmu juga tak pernah
mengalami seperti ini,” sahut al Bashri.
Setelah dilakukan shalat
jenazah, ia lalu pulang.
Esoknya, usai shalat
shubuh dan matahari telah terbit, seperti biasanya ia duduk di teras rumah.
Tiba-tiba pandangannya menangkap gadis kecil kemarin yang sedang menangis. Ia
pergi menuju makam ayahnya.
“Gadis kecil yang bijak,”
gumamnya. “Aku akan mengikutinya. Semoga kata-katanya berguna bagiku.”
Ketika gadis kecil itu tiba
di makam ayahnya, al Bashri bersembunyi agar tak diketahui kehadirannya. Ia
lihat gadis kecil itu jongkok dan menempelkan pipinya ke tanah.
“Ayah,” kata gadis kecil
itu. “bagaimana kau tinggal sendirian dalam kubur yang gelap tanpa pelita.
Tanpa pelipur? Ayah,kemarin malam ku nyalakan lampu untukmu, siapa yang
menyalakannya tadi malam? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang
melakukan, Ayah? Kemarin malam aku memijit tangan dan kakimu, siapa yang
memijitmu tadi malam, Ayah? Kemarin aku memberimu minum, kini siapa yang
melakukannya? Kemarin malam aku yang membaringkan badanmu dari satu sisi ke
sisi yang lain agar lebih enak, siapa tadi malam yang melakukannya, Ayah?
Kemarin malam ku selimuti
engkau, lalu tadi malam siapa yang menyelimutimu, Ayah. Kemarin malam
kuperhatikan wajahmu, siapa yang memperhatikanmu tadi malam Ayah? Kemarin malam
kau memanggilku dan aku memenuhi panggilanmu lantas siapa yang menjawab
panggilanmu. Ayah? Kemarin malam aku suapi engkau bila ingin makan, siapa yang
menyuapimu tadi malam, Ayah? Kemarin malam aku memasakan engkau aneka makanan, lalu
tadi malam siapa yang memasakanmu, Ayah?”
Hasan al Bashri tak
tahan, lalu menangis. Ia segera menunjukkan diri. “Wahai gadis kecil, jangan
berkata begitu. Tetapi ucapkanlah :
Kuhadapkan engkau ke arah
kiblat. Apakah kau masih begitu ataukah telah berubah, Ayah? Kami kafani engkau
dengan kafan terbaik, masih utuh ataukah telah tercabik, Ayah? Kuletakan engkau
didalam kubur dengan badan yang utuh, lalu apakah masih demikian, atau cacing
tanah telah menyantapmu, Ayah?
Ulama berkata, hamba yang
mati ditanyakan Imannya, ada yang menjawab dan ada yang tidak. Bagaimana dengan
engkau Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, ataukah tk
berdaya?
Ulama berkata, mereka
yang mati kafannya diganti dengan yang dari sorga, atau kafan dari neraka.
Engkau dapat kain kafan yang mana, Ayah?
Ulama berkata, kubur
sebagai taman sorga atau jurang menuju neraka. Ulama berkata, kubur kadang
membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya hingga
tulang belulang berantakan. Apakah kau dibelai atau dimarahi, Ayah?
Ayah, ulama berkata,
orang yang dikebumikan menyesal karena tidak memperbanyak amal baik. Orang yang
ingkar akan menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah kau menyesal karena
kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?
Jika ku panggil engkau selalu
menyahut. Sekarang aku memanggilmu diatas gundukan kuburmu, lalu bagaimana aku
bisa tak mendengar sahutanmu, Ayah?
Ayah, engkau telah tiada.
Aku tak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah jangan KAU
rintangi pertemuanku dengan Ayahku di Akhirat nanti.”
Gadis kecil itu lalu
berkata, “Wahai Hasan, betapa baik ratapanmu pada Ayahku. Betapa baik bimbingan
yang telah kuterima. Kau ingatkan aku dari terlelap lalai.”
Mereka lalu pulang dengan
tangis berderai._
Sumber : Hikayat-Hikayat
Hikmah berdasarkan Hadits.
WaAllahu a’Lam bishoab.
Astaghfirullohal’adziim...
semoga ada manfaat dan
hikmah yang bisa di ambil dari hikayat diatas.
Salam santun ukhuwah fillah.
^_^
Wassalamu’alaikum
warohmatulloh wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment