Thursday, 21 November 2013

Al Bashri dan Gadis Kecil



Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh.
Syurga dan kenikmatannya semoga diperuntuhkan bagi siapa saja yang senantiasa bersholawat dan memohonkan berkah atas Nabi Muhammad shollAllahu ‘alaihi wasallam. Allahumma Aamiin.
 
_Al Bashri dan Gadis Kecil_

Suatu hari, ketika Hasan al Bashri sedang duduk di teras, lewatlah jenazah dengan iring iringan di belakangnya. Di bawah (keranda) jenazah tersebut ikut berjalan juga gadis kecil dengan rambut kusut. Ia menangis. Al Bashri berdiri mengikuti gadis kecil (itu).

Anak gadis itu berkata : “Baru kali ini aku mengalami seperti ini, Ayah”.
“Ayahmu juga tak pernah mengalami seperti ini,” sahut al Bashri.


Setelah dilakukan shalat jenazah, ia lalu pulang.
Esoknya, usai shalat shubuh dan matahari telah terbit, seperti biasanya ia duduk di teras rumah. Tiba-tiba pandangannya menangkap gadis kecil kemarin yang sedang menangis. Ia pergi menuju makam ayahnya.
“Gadis kecil yang bijak,” gumamnya. “Aku akan mengikutinya. Semoga kata-katanya berguna bagiku.”

Ketika gadis kecil itu tiba di makam ayahnya, al Bashri bersembunyi agar tak diketahui kehadirannya. Ia lihat gadis kecil itu jongkok dan menempelkan pipinya ke tanah.

“Ayah,” kata gadis kecil itu. “bagaimana kau tinggal sendirian dalam kubur yang gelap tanpa pelita. Tanpa pelipur? Ayah,kemarin malam ku nyalakan lampu untukmu, siapa yang menyalakannya tadi malam? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukan, Ayah? Kemarin malam aku memijit tangan dan kakimu, siapa yang memijitmu tadi malam, Ayah? Kemarin aku memberimu minum, kini siapa yang melakukannya? Kemarin malam aku yang membaringkan badanmu dari satu sisi ke sisi yang lain agar lebih enak, siapa tadi malam yang melakukannya, Ayah?

Kemarin malam ku selimuti engkau, lalu tadi malam siapa yang menyelimutimu, Ayah. Kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapa yang memperhatikanmu tadi malam Ayah? Kemarin malam kau memanggilku dan aku memenuhi panggilanmu lantas siapa yang menjawab panggilanmu. Ayah? Kemarin malam aku suapi engkau bila ingin makan, siapa yang menyuapimu tadi malam, Ayah? Kemarin malam aku memasakan engkau aneka makanan, lalu tadi malam siapa yang memasakanmu, Ayah?”

Hasan al Bashri tak tahan, lalu menangis. Ia segera menunjukkan diri. “Wahai gadis kecil, jangan berkata begitu. Tetapi ucapkanlah :
Kuhadapkan engkau ke arah kiblat. Apakah kau masih begitu ataukah telah berubah, Ayah? Kami kafani engkau dengan kafan terbaik, masih utuh ataukah telah tercabik, Ayah? Kuletakan engkau didalam kubur dengan badan yang utuh, lalu apakah masih demikian, atau cacing tanah telah menyantapmu, Ayah?

Ulama berkata, hamba yang mati ditanyakan Imannya, ada yang menjawab dan ada yang tidak. Bagaimana dengan engkau Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, ataukah tk berdaya?
Ulama berkata, mereka yang mati kafannya diganti dengan yang dari sorga, atau kafan dari neraka. Engkau dapat kain kafan yang mana, Ayah?

Ulama berkata, kubur sebagai taman sorga atau jurang menuju neraka. Ulama berkata, kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya hingga tulang belulang berantakan. Apakah kau dibelai atau dimarahi, Ayah?

Ayah, ulama berkata, orang yang dikebumikan menyesal karena tidak memperbanyak amal baik. Orang yang ingkar akan menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah kau menyesal karena kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?
Jika ku panggil engkau selalu menyahut. Sekarang aku memanggilmu diatas gundukan kuburmu, lalu bagaimana aku bisa tak mendengar sahutanmu, Ayah?
Ayah, engkau telah tiada. Aku tak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah jangan KAU rintangi pertemuanku dengan Ayahku di Akhirat nanti.”

Gadis kecil itu lalu berkata, “Wahai Hasan, betapa baik ratapanmu pada Ayahku. Betapa baik bimbingan yang telah kuterima. Kau ingatkan aku dari terlelap lalai.”
Mereka lalu pulang dengan tangis berderai._

Sumber : Hikayat-Hikayat Hikmah berdasarkan Hadits.
WaAllahu a’Lam bishoab.
Astaghfirullohal’adziim...
semoga ada manfaat dan hikmah yang bisa di ambil dari hikayat diatas.

Salam santun ukhuwah fillah. ^_^
Wassalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh.

No comments:

Post a Comment